BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan bagi anak usia dini adalah menggali
pengalaman-pengalaman langsung yang dialami anak melalui pengoptimalan panca
inderanya. Anak dapat belajar melalui apa yang dilihat, didengar dan dirasakan,
lalu mereka meraba, mempelajari serta membuat kesimpulan akhir tentang
pengamatan mereka masing-masing. Pembelajaran pada anak usia dini hendaknya
melalui interaksi dengan objek-objek nyata dan pengalaman konkret dengan
menggunakan berbagai media dan sumber belajar agar apa yang dipelajari anak
menjadi lebih bermakna.
Bahasa merupakan salah satu aspek yang harus
dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini, diarahkan agar anak mampu
menggunakan dan mengekspresikan pemikirannya dengan menggunakan kata-kata yang
tepat. Pengembangan bahasa pada anak usia dini lebih menekankan pada urutan
mendengar, berbicara kemudian baru ke tahapan membaca dan menulis.
Bahasa sebagai suatu bentuk komunikasi memiliki peran
yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bahasa kita perlukan untuk
berbicara dengan orang lain, mendengarkan orang lain, membaca, dan menulis.
Bahasa menjadikan seseorang mampu mendeskripsikan peristiwa di masa lalu dan
merencanakan masa depan. Dengan bahasa pula seseorang dapat mewariskan
informasi dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menciptakan suatu
warisan budaya yang kaya Santrock, (2007).
Menurut Vygotsky (dalam Aisyah, 2007), bahasa adalah
sentral yang penting dalam proses belajar. Ia berpandangan perkembangan bahasa
berhubungan langsung dengan perkembangan kognitif. Bahasa diperlukan individu
untuk mengelola pikiran mereka. Menurutnya kita melambangkan dan menggambarkan
dunia kita melalui bahasa, sehingga bahasa adalah sistem simbolik dengan apa
kita berkomunikasi, atau dengan kata lain bahasa adalah alat budaya.
Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu
anak dalam memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Penggunaan media
dalam pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam memahami sesuatu yang abstrak
menjadi lebih konkret.
Media panggung boneka tangan adalah salah satu media
dari sekian banyak media pembelajaran yang dapat dipih oleh seorang
pendidik/guru sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Alasan
peneliti memilih media boneka tangan dan media gambar ini adalah, media ini
sesuai dengan karakteristik anak usia dini dimana anak dalam tahapan pra
operasional konkrit ,(Piaget tentang teori kognisi jadi anak memerlukan
perantara yaitu media untuk memudahkan memahami pesan atau materi yang
disampaikan oleh pendidik/guru diterima atau dimengerti oleh anak. Karena pada
tahap ini kemampuan anak berfikir masih terbatas pada hal yang bersifat nyata
atau konkret dan belum memahami hal yang bersifat abstrak.
Boneka tangan yang digunakan dapat mewakili
benda-benda yang bagi anak sulit dijangkau menjadi sesuatu yang nyata melalui
model tiruan. Bentuk-bentuk boneka tangan dapat berupa tiruan berbagai macam
binatang, manusia yang berperan ayah, ibu, anak, profesi pekerjaan dll.
Sehingga melalui model boneka tangan inilah dapat mencapai tujuan pembelajaran
yaitu mampu mengembangkan kemampuan berbahasa anak secara optimal.
B. Rumusan Masalah
A. Apa pengertian kemampuan berbahasa bagi anak usia dini ?
B. Bagaimana
pengembangan bahasa pada anak usia dini ?
C. Bagaimana
aspek pengembangan bahasa pada anak usia dini ?
D. Bagaimana
keterampilan bahasa anak usia dini ?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Kemampuan Berbahasa
A.
Pengertian Kemampuan Berbahasa
Kemampuan berbahasa merupakan
aspek penting yang perlu dikuasai anak, tapi tidak semua anak mampu menguasai ini.
Ketidakmampuan anak berkomunikasi secara baik karena keterbatasan kemampuan
menangkap pembicaraan anak lain atau tidak mampu menjawab dengan benar. Selain
itu, masalah perkembangan bahasa terkait dengan terbatasnya pembendaharaan kata
anak, gangguan artikulasi seperti sulit mengucapkan huruf r, sy, l, f, z, s,
atau c. (dalam Uyu, Mubiar, 2011).
Bahasa dapat didefinisikan
sebagai sarana komunikasi, baik itu lisan, tulisan atau isyarat dengan
menyimbolkan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna kepada orang lain.
Salah satu bentuk komunikasi yang paling efektif adalah bicara, karena
penggunaannya paling luas dan paling penting. Bicara adalah bentuk bahasa yang
menggunakan artikulasi atau kata-kata yang digunakan untuk menyampaikan maksud.
Dalam bahasan ini, kita menggunakan kata bahasa yang mencakup bicara di
dalamnya (Aisyah dkk, 2007).
B.
Pengembangan Bahasa pada Anak Usia Dini
Bahasa sebagai salah aspek yang
harus dikembangkan dalam pelayanan pendidikan anak usia dini -baik itu berupa
Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, Pos PAUD, Satuan
PAUD Sejenis (SPS) dan sejenisnya- diarahkan agar anak mampu menggunakan dan
mengekspresikan pemikirannya dengan menggunakan kata-kata. Pengembangan bahasa
dapat dikatakan lebih diarahkan agar peserta didik dapat melakukan berbagai
hal, misalnya: (1) mengolah kata secara komprehensif; (2) mengekspresikan
kata-kata tersebut dalam bahasa tubuh (ucapan dan perbuatan) yang dapat
dipahami oleh orang lain; (3) mengerti setiap kata, mengartikan, dan
menyampaikannya secara utuh kepada orang lain; (4) berargumentasi, meyakinkan
orang melalui kata-katanya sendiri.
Pengembangan berbahasa pada anak
usia dini lebih menekankan pada mendengar dan berbicara bukan pada membaca dan
menulis. Hal ini disebabkan aspek berbahasa yang utuh itu diawali dengan
memperkuat kekuatan sensori motor terkait dengan kesiapan organ-organ
pendengaran dan organ-organ berbicara. Jika kedua organ tersebut telah kuat,
potensi yang lebih tinggi terkait dengan kesiapan otak lainnya dan lebih
mempermudah anak dalam memperoleh bahasa secara utuh.
C.
Aspek Pengembangan Bahasa pada Anak Usia Dini
Menurut Bromley (dalam , Aisyah
dkk, 2007) pengembangan bahsa untuk anak usia dini difokuskan dalam keempat
aspek bahsa yaitu;
(a) menyimak,
(b) berbicara,
(c) membaca,
(d) menulis.
D.
Keterampilan
Bahasa Anak Usia Dini
keterampilan Bahasa Anak Usia dini adalah, kemampuan anak dalam
mengungkapkan ataupun menerima bahasa baik secara lisan maupun tulisan. Ada 4
keterampilan bahasa pada anak usia dini, yatu :
a. Keterampilan
berbahasa
Dapat
ditunjukkan oleh anak dalam perilaku : menyapa, memperkenalkan diri, bertanya,
mendiskripsikan, melaporkan kejadian, menyatakan suka / tidak suka, meminta
ijin, bantuan, mengemukakan alasan, memerintah atau menolak sesuatu.
b. Keterampilan
mendengar
Dapat
ditunjukkan oleh anak dalam perilaku : mendengarkan perintah, mendengarkan
pertanyaan, mendengarkan orang yang sedang bercerita dan mendengarkan orang
yang memberi petunjuk.
c. Keterampilan
berbicara
Dapat
ditunjukkan oleh anak dalam perilaku : mengembangkan keterampilan bertanya,
menyiapkan kegiatan yang dapat dilakukan di dalam maupun di luar kelas,
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menggunakan berbagai kegiatan
yang bervariasi.
d. Keterampilan
membaca
Membaca
adalah kegiatan yang melibatkan unsur auditif (pendengaran) dan visual
(pengamatan)
2.
Media
A.
Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa
latin medius yang harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam
bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan. Gerlach & Ely (dalam Sudjana, Rivai, 2010) mengatakan
bahwa, media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, meteri, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks,
dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media
dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis,
atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi
visual atau verbal.
Heinich, dkk dalam Azhar, (1996)
mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara
sumber dan penerima. Jadi televisi, film foto, radio, rekaman audio, gambar
yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media
komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan
instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut
media pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran pada dasarnya merupakan proses
komunikasi. Dalam proses komunikasi tersebut, guru bertindak sebagai
komunikator tersebut, guru bertindak sebagai pembelajaran (message) kepada
penerima pesan (communicant), yaitu siswa/anak. Agar pesan-pesan pembelajaran
yang disampaikan guru dapat diterima dengan baik oleh anak maka dalam proses
komunikasi pembelajaran tersebut diperlukan wahana penyalur pesan yang disebut
media pembelajaran.
B.
Media Panggung Boneka Tangan
Penggunakan media boneka juga
tidak kalah menariknya bagi anak. Banyak media boneka yang dapat kita para
pendidik/guru pergunakan pada teknik ini yaitu boneka tangan dan boneka jari.
Dalam penelitian ini di khususkan pada boneka tangan sebagai media dalam bercerita.
Beberapa boneka tangan bisa diperoleh secara satuan, seperti boneka tangan
berbentuk macam-macam binatang, namun ada pula yang per set, misalnya boneka
tangan “ keluargaku” yang terdiri dari anggota keluarga inti, yaitu kakek,
nenek, ayah, ibu, anak perempuan, dan anak laki-laki (Montolulu, 2008)
Pemilihan penggunakan boneka akan
tergantung pada usia dan pengalaman anak. Boneka yang akan digunakan akan
mewakili tokoh-tokoh cerita yang disampaikan. Tokoh yang diwakili oleh boneka
tersebut bisa merupakan anggota keluarga seperti ayah, ibu, anak laki-laki,
anak perempuan, kakek, nenek, dan bisa ditambahkan anggota keluarga yang lain.
Selain itu boneka bisa mewakili tokoh-tokoh satwa dalam sebuah fabel, seperti
kancil, buaya, monyet, kura-kura, dan lainnya. Boneka yang dibuat itu
masing-masing menunjukkan perwatakan pemegang peran tertentu. Misalnya; ayah
penyabar, ibu yang cerewet, anak laki-laki yang pemberani, anak perempuan yang
manja, si kancil yang cerdik, monyet licik, kura-kura yang lamban dan
sebagainya (Masitoh,dkk.,2011)
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan seluruh pembahasan
serta analisis penggunaan media panggung boneka tangan mempunyai pengaruh
positif dan efektif yaitu; meningkatkan kemampuan anak dalam berbagai aspek yaitu
menyimak, berbicara, membaca juga menulisnya.
Dimana semua aspek itu secara umum merupakan
keseluruhan kemampuan bahasa anak yang memerlukan proses yang memerlukan
motivasi dan stimulasi agar anak optimal dalam pencapaian tingkatan
perkembangan bahasanya.
B. Saran
Sesuai dengan permasalahan yang
dibahas peneliti, maka peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat
dipergunakan untuk menunjang kegiatan pembelajaran anak usia dini. Adapun
saran-saran tersebut antara lain : Sekolah hendaknya memprogramkan kegiatan
panggung boneka tangan dengan mengadakan jadwal untuk gurunya bergantian
menggunakan. Apabila sarana panggung boneka tangan masih kurang pihak sekolah
memprogram untuk menambah jumlah boneka tangan agar lebih bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
- Arikunto, Suharsimi, Suhadjono , Supardi. 2008. Cetakan Keenam. Penelitian TindakanKelas. Jakarta: Bumi Aksara.
- Arsyad, Azhar. 2011. Media pembelajaran . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
- Anita, Yus. 2011. Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
- Anita, Yus. 2011. Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
- Ali, Nugraha, dkk. 2008. Cetakan Keenam. Kurikulum dan Bahan Belajar TK. Jakarta: Universitas Terbuka.
- Badru Zaman Asep Hery Hernawan, Cucu Eliyawati. 2008. Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Universitas Terbuka
- Elisabeth, B, Hurlock. Jilid 1. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
- Kartini, Kartono. 2007. Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: Mandar Maju.
0 komentar:
Posting Komentar