BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Kenakalan remaja ialah suatu
perbuatan menyimpang, tidak sesuai dengan norma-norma yang dilakukan oleh
remaja atau sekelompok remaja karena tidak bisa mengontrol diri dan emosi pada
masa transisi dari kanak-kanak sampai dewasa. Kenakalan remaja pada dasarnya
bisa dikatakan dengan perilaku yang membawa sumber masalah, melanggar aturan
dan dapat membahayakan masyarakat, lingkungan serta aspek moral sosial.
Remaja yang tidak bisa mengendalikan
masalah sosial akan terjadi tindakan yang melanggar segala peraturan, merugikan
orang lain, bahkan terhadap dirinya sendiri. Faktor penyebab dari adanya
kenakalan remaja itu bisa terjadi karena kurangnya pemberian motivasi dari
orang-orang terdekat, adanya suatu keambisiusan terhadap suatu obsesi,
kebutuhan yang masih belum tercapai, kurangnya peningkatan pendidikan moral
keagamaan, kurangnya perhatian orang tua, guru, serta dari lingkungan keluarga
yang tidak bisa menciptakan suasana yang harmonis, dan komunikatif.
Seorang remaja yang sedang melakukan
masa pertumbuhan dan perkembangan memerlukan bimbingan, motivasi sehingga
mereka terinspirasi dan melakukan tindakan baik dengan mengembangkan
krativitasnya
Peroses pendidikan, terutama
pendidikan karakter yang efektif akan mengembalikan moral baik remaja, membuat
sebuah perubahan terhadap diri remaja dan dapat mendewasakan remaja itu sendiri
sesuai dengan esensi yang realitas. Pendidikan yang diberikan sekolah tidak
hanya dari segi aspek kognitif
(pengetahuan) saja, namun harus mencapai ketiga-tiganya yaitu aspek kognitif, aspek afetif dan aspek psikomotor.
Melalui ketiga aspek pendidikan tersebut
dan terjamahnya proses pendidikan berkarakter akan mecetak lulusan yang cerdas,
dan kreatif tetapi mampu , mengendalikan
diri, emosi serta dapat mengaplikasikan ilmu yang telah dipahami dalam
kehidupan sehari-hari.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang
dimaksud dengan remaja dan masa remaja?
2. Bagaimana
ciri-ciri masa remaja?
3. Bagaimana
cara mengatasi kenakalan remaja?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Remaja dan Masa Remaja
Remaja adalah individu yang sedang
mengalami masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa dan dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan yang mencakup aspek fisik, aspek emosi dan aspek
sosial.
Horold Albert dalam Makmun (2007: 130) menyatakan priode
masa remaja itu kiranya dapat didefinisikan
secara umum sebagai suatu priode dalam perkembangan yang dijalani
seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanaknya sampai
datangnya masa dewasanya.
Menurut pendapat Mukmin, A. S (2007: 130) secara
tentatif para ahli umumnya sependapat bahwa rentangan masa remaja itu
berlangsung dari sekitar 11-13 tahun sampai 18-20 tahun menurut umur kalender
kelahiran seseorang.
Mukmin, A. S (2007: 131) menyatakan
makna masa remaja menurut penafsir atau sarjana adalah sebagai berikut:
1) Freoud,
menafsirkan masa remaja sebagai suatu masa mencari hidup seksual yang mempunyai
bentuk yang definitif karena perpaduan (unifikasi) hidup seksual yang banyak
bentuknya(polymorph) dan infantile( sifat kekanak-kanakan)
2) Charlotte
Buhler, menafsirkan masa remaja sebagai masa kebutuhan isi-mengisi.
3) Spranger ,
menafsirkan masa remaja itu sebagai suatu masa pertumbuhan dengan perubahan
struktur kejiwaan yang fundamental ialah kesadaranakan aku, berangsur-angsur
menjadi jelasnya tujuan hidup, pertumbuhan ke arah dan ke dalam berbagai
lapangan hidup.
4) Hoffman
menafisirkan bahwa masa remaja itu merupakan suatu masa pembentukan sikap-sikap
terhadap segala sesuatu yang dihadapi individu.
Bedasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa masa remaja adalah masa
peralihan dari anak-anak menuju masa dewasa untuk mencari hidup dan jati diri
yang ditandai dengan adanya perubahan dan pembentukan sikap, pertumbuhan jiwa
yang fundamental, dan mulai muncul berbagai kebutuhan untuk mencapai tujuan
hidupnya.
B.
Ciri-Ciri
Remaja dan Masa Remaja
Ciri-ciri
remaja menurut Yasin (Maret 2013.
http://www.sarjanaku.com/2013/03/pengertian-remaja-definisi-menurut-para.html)
adalah sebagai berikut:
1. Pertumbuhann
Fisik
Pertumbuhan fisik mengalami
perubahan dengan cepat, lebih cepat dibandingkan dengan masa anak-anak dan masa
dewasa.
2. Perkembangan
Seksual
Seksual mengalami perkembangan yang
kadang-kadang menimbulkan masalah dan menjadi penyebab timbulnya
perkelahian, bunuh diri dan sebagainya.
3. Cara
Berfikir
Cara berpikir causatif yaitu
menyangkut hubungan sebab dan akibat. Misalnya remaja duduk didepan pintu,
kemudian orang tua melarangnya sambil berkata “pantang“. Andai yang dilarang
itu anak kecil, pasti ia akan menuruti perintah orang tuanya,
tetapi remaja yang dilarang itu akan mempertanyakan mengapa ia
tidak boleh duduk didepan pintu.
4. Emosi yang
meluap-luap
Keadaan emosi remaja masih labil
karena erat hubungannya dengan keadaan hormon. Suatu saat ia bisa sedih
sekali, dilain waktu ia bisa marah sekali.
5. Mulai
Tertarik Pada Lawan Jenis
Dalam kehidupan sosial remaja,
mereka lebih tertarik pada lawan jenisnya dan mulai pacaran.
6. Menarik
perhatian lingkungan
Pada masa ini remaja mulai mencari
perhatian lingkungannya, berusaha mendapatkan status dan peran seperti melalui
kegiatan remaja di kampung-kampung.
Adapun ciri-ciri masa remaja menurut
Wawan (18 Oktober 2009. adalah sebagai berikut:
1) Peningkatan
emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal dengan
sebagai masa storm & stress. Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari
perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja. Dari segi
kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam
kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada masa ini banyak tuntutan
dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka diharapkan untuk tidak
lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan bertanggung
jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring berjalannya
waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa
kuliah.
2) Perubahan
yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang
perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka
sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal
seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan
eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat
berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
3) Perubahan
dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain. Selama masa
remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-kanak
digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga
dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka
remaja diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang
lebih penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja
tidak lagi berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama,
tetapi juga dengan lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
4) Perubahan
nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi
kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
5) Kebanyakan
remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di satu sisi
mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung
jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka
sendiri untuk memikul tanggung jawab tersebut.
C.
Perilaku
Kenakalan Remaja
Kenakalan
remaja menjadi salah satu sumber masalah bagi lingkungan sosial yang dapat
menimbulkan keresahan masyarakat. Kenakalan remaja dapat dikategorikan
sebagai kenakalan
remaja biasa, seperti suka berkelahi, tawuran antar sekolah, suka keluyuran,
membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit dan ikut terlibat dalam aksi
geng dalam suatu komunitas tertentu. Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran
dan kejahatan yaitu seperti mengendarai mobil tanpa SIM, aksi kebut-kebutan dijalan, mengambil barang orang tua
atau orang lain tanpa izin. Sedangkan kenakalan
khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah,
pergaulanbebas, pemerkosaan dan lain-lain. Hal ini dapat dikategorikan sebagai
perilaku menyimpang yaitu tindakan yang tidak sesuai dengan konsep moralitas
para remaja dan dapat merugikan masyarakat, merusak insfrastruktur dan
mengganggu ketertiban lingkungan sosial.
D.
Faktor
Penyebab Kenakalan Remaja
Perilaku ‘nakal’ atau bisa dikatakan dengan perilaku yang menyimpang dan
melanggar aturan oleh remaja bisa disebabkan dari masalah remaja itu sendiri
yang meliputi faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar).
·
Faktor Internal
Krisis Identitas
Menurut Yusup dan Sugandhi (2011: 97) menyatakan
krisis identitas terjadi apabila remaja tidak mampu memilih diantara berbagai
alternatif yang bermakana. Remaja dikatakan telah menemukan identitas dirinya (self-identity) ketika berhasil
memecahkan tiga masalah utama, yaitu pilihan pekerjaan, adopsi nilai yang
diyakini dan djalani, dan perkembangan identitas seksual yang memuaskan. Dapat
juga dikemukakan, bahwa remaja dipandang telah memiliki identitas diri yang
matang (sehat tidak mengalami kebingungan), apabila sudah memiliki pemahaman
dan kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap diri sendiri, peranannya dalam kehidupan sosal
(dilingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya, atau masyarakat), pekerjaan dan
nilai-nilai agama.
Remaja yang gagal menemkan identitas dirinya,
atau mngalami kebingungan identitas, cenderung melakukan menyimpang dan
aneh-aneh.
Faktor Eksternal:
1. Keluarga
Keluarga
yang tidak bisa mencptakan suasana yang harmonis dan komunikatif serta tindakan
orang tua dengan kurang perhatian, kasih sayang dan kesibukan dari pekerjaan
memicu pada diri remaja untuk melakukan tindakan yang menyimpang.
2.
Teman sebaya yang kurang baik.
3.
Komunitas,
sekolah, lingkungan, tempat tinggal yang kurang baik
E.
Cara Untuk
Mengatasi Kenakalan Remaja
Mengatasi tindakan menyimpang yang
dilakukan oleh remaja memang cukup sulit. Pertama yang harus dilakukan yaitu
mengetahui spesifikasi masalah yang menjadi latar belakang fenomena kenakalan
remaja. Adanya motivasi,dari orang tua,
guru dan teman sebaya serta meningkatkan pendidikan moral dan keagamaan untuk
menjadi contoh yang harus diteladani oleh para remaja.
Observasi sangat penting untuk
melihat berbagai kendala pada usia remaja. Maka dari itu, proses upaya
mengendalikan emosi memerlukan pendekatan dengan sistem belajar pengendalian
diri, belajar sosial (sosialisasi), dan apabila tidak berhasil maka dapat
melakukan pendekatan individual dengan perilaku yang akan diidentifikasi
sebagai masalah sosial.
Hal-hal yang bisa
dilakukan untuk mengatasi kenakan remaja adalah sebagai berikut:
1. Keluarga harus bisa menciptakan suasana yang harmonis, adanya kemauan untuk
membenahi kondisi keluarga yang komunikatif, kondusif dan nyaman bagi remaja.
2. Adanya motivasi dari orang tua, guru dan teman sebaya sehingga remaja dapat
terinspirasi, melakukan tindakan yang baik dan tidak merugikan diri sendiri,
orang tua, guru, teman , masyarakat dan lingkungan sosial.
3. Sekolah menciptakan suasana yang nyaman, aman dan tertib , selain itu
pemberian ilmu yang memanfaatkan teknologi dengan bernuansa moral sesuai dengan
aspek perkembangan moral usia remaja.
4. Membentuk lingkungan yang baik sejak
dini sehingga terciptanya lingkungan yang aman, sehat dan tentram.
Adapun cara untuk mencegah terjadinya perilaku menyimpang yang dilakukan
oleh remaja menurut Yusup dan Sugandhi (2011: 97-98) adalah sebagai berikut:
1. Pihak orang tua dilingkungan keluarga, guru dilingkungan sekolah, dan orang
dewasa lainnya dilingkungan masyarakat hendaknya memberi contoh atau teladan
tentang sikap jujur dan bertanggung jawab dalam menjalankan perannya
masing-masing.
2. Menciptakan iklim kehidupan sosial yang harmonis, jauh dari gejolak dan
konflik.
3. Menciptakan lingkungan yang bersih, tertib, sehat dan indah.
4. Memberkan kesempatan kepada rmaja untuk bependapat mengajukan gagasan, atau
berdialog.
5. Memfasilitasi remaja untuk mewujudkan kreatiftasnya, baik dalam bidang
olahraga, seni, maupun bidang kelmuan.
6. Memberikan informasi kepada remaja tentang orang-orang sukses, dan
bagaimana proses mencapai kesuksesannya tersebut.
7. Menampilkan perilaku yang sesuai dengan karakter ata nila-nilai akhlak
mulia.
8. Memberi contoh dalam bersikap dan berperilaku yang terkait dengan
nilai-nilai budaya cinta tanah air, patriotisme dan nasionalisme.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Remaja adalah individu yang sedang
mengalami masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa dan dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan yang mencakup aspek fisik, aspek emosi dan aspek
sosial.
Menurut pendapat Mukmin, A. S (2007: 130) secara tentatif
para ahli umumnya sependapat bahwa rentangan masa remaja itu berlangsung dari
sekitar 11-13 tahun sampai 18-20 tahun menurut umur kalender kelahiran
seseorang.
Bedasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa masa remaja adalah masa
peralihan dari anak-anak menuju masa dewasa untuk mencari hidup dan jati diri
yang ditandai dengan adanya perubahan dan pembentukan sikap, pertumbuhan jiwa
yang fundamental, dan mulai muncul berbagai kebutuhan untuk mencapai tujuan
hidupnya.
Ciri-ciri masa remaja ialah seperti pertumbuhann fisik, perkembangan
seksual cara berfikir yang causatif, emosi yang meluap-luap, mulai tertarik
pada lawan jenis dan menarik perhatian lingkungan.
Mengatasi kenakalan remaja bisa dilakukan dengan pihak
orang tua dilingkungan keluarga, guru dilingkungan sekolah, dan orang dewasa
lainnya dilingkungan masyarakat hendaknya memberi contoh atau teladan tentang
sikap jujur dan bertanggung jawab dalam menjalankan perannya masing-masing,
menciptakan iklim kehidupan sosial yang harmonis, jauh dari gejolak dan
konflik,
menciptakan lingkungan
yang bersih, tertib, sehat dan indah, memberkan kesempatan kepada remaja untuk
bependapat mengajukan gagasan, atau berdialog.
DAFTAR
PUSTAKA
Abin Syamsudin Makmun. 2000. Psikologi Pendidikan.
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Gunarso Singgih D. 1988. Psikologi Remaja. Jakarta :
BPK Gunung Mulya.
Kartini Kartono. 1988. Psikologi Sosial 2, Kenakalan
Remaja. Jakarta : Rajawali.
Kartini Kartono. 2003. Patologi Sosial, Kenakalan
Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Papalia, D.E., Olda, S.W., & Feldman, R.D. 2001.
Human Development. New York : McGraw – Hill Companies.
Soerjono Soekanto. 1988. Sosiologi Penyimpangan.
Jakarta : Rajawali.
TUGAS PENGGANTI
Ulangan
Tengah Semester Genap
Mata
Pelajaran Penjaskes
Kenakalan
Remaja
Nama : Novita Wulandari
Kelas : XI Administrasi Perkantotan 1
Email
: smkalhusain@yahoo.co.id
SMK
AL HUSAIN
TAHUN
PELAJARAN
2015/2016
TUGAS PENGGANTI
Ulangan
Tengah Semester Genap
Mata
Pelajaran Penjaskes
Kenakalan
Remaja
Nama : Ria Nafika Ningrum
Kelas : XI Administrasi Perkantotan 1
Email
: smkalhusain@yahoo.co.id
SMK
AL HUSAIN
TAHUN
PELAJARAN
2015/2016
0 komentar:
Posting Komentar