KATA
PENGANTAR
Rasa
syukur yang dalam saya sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah,
karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang
diharapkan.Dalam makalah ini kami membahas Seni Rupa Islam di Indonesia sebagai
salah satu tugas mata pelajaran Seni Rupa.
Dalam
proses penyusunan makalah ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan,
arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang
dalam-dalamnya pihak yang membantu.
Demikian
makalah ini kami buat semoga bermanfaat,
BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Seni
rupa Islam adalah seni rupa yang
berkembang pada masa lahir hingga akhir masa keemasan Islam. Rentang ini bisa didefinisikan meliputi Jazirah Arab, Afrika Utara,Timur Tengah,
dan Eropa sejak
mulai munculnya Islam pada 571 M hingga mulai mundurnya kekuasaan Turki Ottoman.
Walaupun sebenarnya Islam dan keseniannya tersebar jauh lebih luas daripada itu
dan tetap bertahan hingga sekarang.
Seni
rupa Islam adalah suatu bahasan yang khas dengan prinsip seni rupa yang
memiliki kekhususan jika dibandingkan dengan seni rupa yang dikenal pada masa
ini. Tetapi perannya sendiri cukup besar di dalam perkembangan seni rupa
modern. Antara lain dalam pemunculan unsur kontemporer seperti abstraksi dan filsafat keindahan.
Seni rupa Islam juga memunculkan inspirasi pengolahan kaligrafi menjadi motif
hias.
Dekorasi di
seni rupa Islam lebih banyak untuk menutupi sifat asli medium arsitektur daripada
yang banyak ditemukan pada masa ini, perabotan. Dekorasi ini dikenal dengan
istilah arabesque.
BAB
II
SENI
RUPA ZAMAN ISLAM DI INDONESIA
A.Perkembangan Seni
Rupa Islam
Dengan terdesaknya kebudayaan Hindu-Budha di Jawa akibat kedatangan kebudayan
Islam, maka perkembangan seni rupa bercorak Hindu-Budha di Jawa mengalami
kemrosotan, namun seni rupa Hindu-Budha ini tetap bertahan di daerah Bali
bahkan lebih berkembang pesat.
Perkembangan agama Islam di Indonesia diperkirakan mulai tahun 1250 hingga
sekarang. Hal ini diawali dari daerah pesisir Sumatera dan Jawa, dimana daerah
pesisir merupakan kota pelabuhan dan perdagangan. Penyebaran Islam dilakukan
oleh para pedagang dari Parsi dan Gujarat. Menurut Holt pada awal abad ke – 16
kerajaan Islam di pantai Utara Jawa Tengah merebut kekuasaan Majapahit. Pada
akhir abad – 16 muncul kerajaan Islam Mataram sebagai suatu
kesultanan, kemudian setelah Belanda menduduki Indonesia
kerajaan tersebut di-pecah menjadi kerajaan kecil yaitu Surakarta dan
Yogyakarta.
Kebudayaan Islam ke Indonesia sesungguhnya sejak berdirinya kerajaan Perlak,
Samudra Pasai dan Aceh. Kebuadayaan Islam yang masuk ke Indonesia bukanlah
kebudayaan Islam yang asli dari daerah kelahirannya melainkan merupakan
kebudayan Islam yang telah mengalami sinkretisasi dan alkulturasi dengan
daerah-daerah yang disinggahinya.
Islam mengalami perkembangan yang pesat di Indonesia, karena memiliki beberapa
faktor yang memudahkan, yaitu :
1)
Syarat-syarat memeluk Islam tidak sulit yaitu cukup mengucapkan dua kalimat
Syahadat (ucapan kesaksian bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, dan Muhammad SAW
adalah utusan Allah.
2)
Islam disebarkan dengan pendekatan kompromis yaitu dengan berusaha
mengalkulturasikan Islam dengan kebudayaan setempat.
3)
Islam tidak mengenal kasta, yaitu semua manusia mempunyai kedudukan tingkatan
yang sama (yang membedakan tinggi rendahnya martabat orang adalah ketakwaan,
amal dan tingkah laku). Hal itu yang senang diterima oleh masyarakat jelata
seperti golongan waisya dan sudra.
4)
Cara peribadatan Islam sangat mudah dan fleksibel yaitu cara beribadat yang
gampang diikuti dan tidak menuntut biaya yang tinggi.
5)
Penyebarannya tidak kentara yaitu melalui proses kegiatan seperti perdagangan,
upacara adat, kesenian, perkawinan, dsb.
6)
Tokoh-tokoh penyebarnya adalah para wali yang tindakannya dapat menjadi panutan
dan teladan orang banyak.
7)
Islam yang datang ke Indonesia sudah beralkulturasi dengan kebudayaan India
yang juga berkebudayaan Hindu-Budha, sehingga ketika datang ke Indonesia yang
juga Hindu-Budha, Islam telah mempunyai banyak kesamaan dan alkulturasi.
B.Karya
Seni Rupa Islam
Karya seni rupa pada zaman Islam di Indonesia dapat digolongkan menjadi :
a.Seni
Bangunan (seni arsitektur)
Adanya
larangan memuja roh nenek moyang dan Dewa-Dewa, maka pada masa itu tidak ada
lagi pembangunan candi dan sebagai penggantinya muncul bangunan yang bercirikan
Islam.
1.Masjid
Mesjid
yaitu bangunan yang berfungsi sebagai tempat Islam menjalankan sholat. Para
Wali menggunakan kata sholat untuk melakukan sembahyang. Kata sembahyang
diambil dari kata sembah dan Hyang yang artinya menyembah Hyang Maha Kuasa
yaitu Allah. Bangunan mesjid masih menggunakan ciri-ciri Hindu-Budha agar
peralihan ajaran yang mereka sebarkan tidak kontradiktif. Ciri-ciri tersebut
nampak pada :
1)
Denah dasar berbentuk bujursangkar menyerupai candi
2)
Kaki mesjid berbentuk berundak-undak
3)
Atap mesjid berbentuk tumpang menyerupai bangunan Meru di Bali, puncak atap
berbentuk lingga Hindu dan stupa Budha (kubah)
4) Pintu gerbang dan
menara berbentuk seperti candi-candi Jawa Timur.
Pengaruh
hindu tampak pada bagian atas mesjid yang berbentuk limas bersusun ganjil
(seperti atap Balai Pertemuan Hindu Bali), contohnya atap mesjid Agung Demak
dan Mesjid Agung Banten
Namun,
biasanya masjid didirikan pada tepi barat alun-alun dekat istana. Alun-alun
adalah tempat bertemunya rakyat dan rajanya. Masjid merupakan tempat bersatunya
rakyat dan rajanya sebagai sesama mahkluk Illahi dengan Tuhan. Raja akan
bertindak sebagai imam dalam memimpin salat.
Bentuk
dan ukuran masjid bermacam-macam. Namun, yang merupakan ciri khas sebuah masjid
ialah atap (kubahnya). Masjid di Indonesia umumnya atap yang bersusun, makin ke
atas makin kecil, dan tingkatan yang paling atas biasanya berbentuk limas.
Jumlah
atapnya selalu ganjil. Bentuk ini mengingatkan kita pada bentuk atap candi yang
denahnya bujur sangkar dan selalu bersusun serta puncak stupa yang adakalanya
berbentuk susunan payung-payung yang terbuka. Dengan demikian, masjid dengan
bentuk seperti ini mendapat pengaruh dari Hindu-Buddha.
Beberapa
di antara masjid-masjid khas Indonesia memiliki menara, tempat muadzin
menyuarakan adzan dan memukul bedug. Contohnya menara Masjid Kudus yang
memiliki bentuk dan struktur bangunan yang mirip dengan bale kul-kul di Pura
Taman Ayun. Kul-kul memiliki fungsi yang sama dengan menara, yakni memberi informasi
atau tanda kepada masyarakat mengenai berbagai hal berkaitan dengan kegiatan
suci atau yang lain dengan dipukulnya kul-kul dengan irama tertentu.
Peninggalan sejarah Islam dalam bentuk
masjid, dapat kita lihat antara lain pada beberapa masjid berikut.
a)
Masjid Banten (bangun beratap tumpang)
b)
Masjid Demak (dibangun para wali)
c)
Masjid Kudus (memiliki menara yang bangun dasarnya serupa meru)
d)
Masjid Keraton Surakarta, Yogyakarta, Cirebon (beratap tumpang)
e)
Masjid Agung Pondok Tinggi (beratap tumpang)
f)
Masjid tua di Kotawaringin, Kalimantan Tengah (dibangun ulama penyebar siar
pertama di Kalteng)
g)
Masjid Raya Aceh, Masjid Raya Deli (dibangun zaman Sultan Iskandar Muda)
2.Makam dan Nisan
Makam
memiliki daya tarik tersendiri karena merupakan hasil kebudayaan. Makam
biasanya memiliki batu nisan. Di samping kebesaran nama orang yang dikebumikan
pada makam tersebut, biasanya batu nisannya pun memiliki nilai budaya tinggi.
Makam yang terkenal antara lain makam para anggota Walisongo dan makam
raja-raja.
Pada
makam orang-orang penting atau terhormat didirikan sebuah rumah yang disebut
cungkup atau kubah dalam bentuk yang sangat indah dan megah. Misalnya, makam
Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, dan sunan-sunan besar yang lain.
Peninggalan
sejarah Islam dalam bentuk makam dapat kita lihat antara lain pada beberapa
makam berikut.
(1)
Makam Sunan Langkat (di halaman dalam masjid Azisi, Langkat)
(2)
Makam Walisongo
(3)
Makam Imogiri (Yogyakarta)
(4)
Makam Raja Gowa
Peninggalan
sejarah Islam dalam bentuk nisan dapat kita lihat antara lain pada beberapa
nisan berikut.
(1)
Di Leran, Gresik (Jawa timur) terdapat batu nisan bertuliskan bahasa dan huruf
Arab, yang memuat keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan bernama
Fatimah binti Maimun yang berangka tahun 475 Hijriah (1082 M);
(2)
Di Sumatra (di pantai timur laut Aceh utara) ditemukan batu nisan Sultan Malik
alsaleh yang berangka tahun 696 Hijriah (!297 M);
(3)
Di Sulawesi Selatan, ditemukan batu nisan Sultan Hasanuddin;
(4)
Di Banjarmasin, ditemukan batu nisan Sultan Suryana Syah; dan
(5)
Batu nisan di Troloyo dan Trowulan.
3.Istana,
Istana
yaitu bangunan yang merupakan pusat pemerintahan. Istana mempunyai bangunan
pelengkap, yaitu bangunan yang mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Umumnya
kerajaan-kerajaan Islam di Jawa mempunyai istana menghadap ke utara. Di
depannya ada alun-alun dan di barat alun-alun berdiri masjid besar. Dalam
lingkungan Istana terdapat pendopo, sitinggil, tempat duduk raja, tempat
gamelan dsb. Pada bangunan istana pengaruh Hindu-Budha masih terasa, hal ini
nampak pada struktur bangunannya, bagian kaki berundak dan atap limasan atau
tumpang. Istana / keraton berfungsi sebagai tempat tinggal Raja, pusat
pemerintahan. Pusat kegiatan agama dan budaya. Komplek istana bisaanya
didirikan di pusat kota yang dikelilingi oleh dinding keliling dan parit
pertahanan.
b.Seni
Hias
Ada beberapa jenis karya seni yang dapat digolongkan ke dalam seni hias, antara
lain:
1)
Seni Ukir, yaitu merupakan seni pahat atau seni relief yang menggunakan
motif-motif hias. Pada masa islam motif hias yang digunakan adalah motif
tumbuh-tumbuhan dan terkadang huruf atau tulisan Arab. Motif hewan dan manusia
tidak digunakan sebagai motif hias karena adanya larangan dalam ajaran Islam
untuk menggambarkannya.
Seni hias islam
selalu menghindari penggambaran makhluk hidup secara realis, maka untuk
penyamarannya dibuatkan stilasinya (digayakan) atau diformasi (disederhanakan)
dengan bentuk tumbuh – tumbuhan
2)
Seni Kaligrafi, yaitu seni corak Islam asli yang menggunakan huruf Arab sebagai
unsur utama. Seni ini dapat ditemukan pada bangunan masjid, batu nisan,
istana/keraton raja, dsb. Seni kaligrafi atau seni khat adalah seni tulisan indah.
Dalam kesenian Islam menggunakan bahasa arab. Sebagai bentuk simbolis dari
rangkaian ayat – ayat suci Al – Qur’an. Berdasarkan fungsinya seni kaligrafi
dibedakan menjadi, yaitu:
a)
Kaligrafi terapan berfungsi sebagai dekorasi / hiasan
b)
Kaligrafi piktural berfungsi sebagai pembentuk gambar
c)
Kaligrafi ekspresi berfungsi sebagai media ungkapan perasaan seperti kaligrafi
karya AD. Pireus dan Ahmad Sadeli
3)
Seni Wayang, yaitu wayang sebenarnya telah ada pada masa kerajaan Majapahit
yang menggunakan bahan kulit kayu waru, dengan bentuk yang bersifat realistis.
Wayang pada masa Islam telah mengalami perubahan yang disesuaikan dengan
kaidah-kaidah Islam. Pada Masa Sunan Kalijaga, wayang dibuat dengan kulit
binatang dan bentuknya diubah menjadi bentuk ornamentik. Bentuk ini masih
berlanjut sampai sekarang di Jawa.
C.Sunan Kalijaga
sebagai Ahli Budaya
Gelar
tersebut tidak berlebihan karena beliaulah yang pertama kali menciptakan seni
pakaian, seni suara, seni ukir, seni gamelan, wayang kulit, bedug di mesjid,
Gerebeg Maulud, seni Tata Kota dan lain-lain.
Beliau yang pertama
kali menciptakan baju taqwa. Baju taqwa ini pada akhirnya disempurnaka oleh
Sultan Agung dengan dester nyamping dan keris serta rangkaian lainnya. Baju ini
masih banyak di pakai oleh masyarakat Jawa, setidaknya pada upacara pengantin.
Sunan Kalijagalah
yang pertama kali menciptakan tembang Dandang Gula dan Dandang Gula Semarangan.
Beliau pencipta seni
ukir bermotif dedaunan, bentuk gayor atau alat menggantungkan gamelan dan
bentuk ornamentik lainnya yang sekarang dianggap seni ukir Nasional. Sebelum
era Sunan Kalijaga kebanyakan seni ukir bermotifkan manusia dan binatang.
Beliaulah yang
pertama kali mempunyai ide menciptakan Bedug di masjid, yaitu memerintahkan muridnya
yang bernama Sunan Bajat untuk membuat Bedug di masjid Semarang guna memanggil
orang untuk pergi mengerjakan shalat jama’ah.
Ini adalah acara
ritual yang diprakarsai Sunan Kalijaga, asalnya adalah tabliqh atau mengajian
akbar yang diselenggarakan para wali di Masjid Demak untuk memperingati Maulud
Nabi.
Adalah gong ciptaan
Sunan Kalijaga yang nama aslinya adalah Gong Syahadatain yaitu dua kalimah
Syahadat. Bila gong itu dipukul akan berbunyi bermakna : di sana di situ,
mumpung masih hidup, berkumpullah untuk masuk agama Islam.
Pada jaman sebelum
Sunan Kalijaga, wayang bentuknya adalah sebagai berikut;
Adegan demi adegan
wayang tersebut digambar pada sebuah kertas dengan gambar ujud manusia. Dan ini
diharamkan oleh Sunan Giri.
Karena diharamkan
oleh Sunan Giri, Suna Kalijaga membuat kreasi baru, bentuk wayang dirubah
sedemikian rupa, dan digambar atau di ukir pada sebuah kulit kambing, satu
lukisan adalah satu wayang, sedang di jaman sebelumnya satu lukisan adalah satu
adegan. Gambar yang ditampilkan oleh Sunan Kalijaga tidak bisa disebut gambar
manusia, mirip karikatur bercita rasa tinggi. Diseluruh dunia hanya di Jawa
inilah ada bentuk wayang seperti yang kita lihat sekarang. Itulah ciptaan Sunan
Kalijaga.
Bukan hanya pencipta
wayang saja, Sunan Kalijaga juga pandai mendalang. Sesudah peresmian Masjid
Demak dengan shalat Jum’ah, beliaulah yang mendalang bagi pagelaran wayang
kulit yang diperuntukkan menghibur dan berdakwah kepada rakyat.
Lakon yang dibawakan
seringkali ciptaannya sendiri, seperti ; Jimat Kalimasada, Dewi Ruci, Petruk
Jadi Raja, Wahyu Widayat dan lain-lain.
Dalang dari kata
“dalla” artinya menunjukkan jalan yang benar.
Baik di Jawa maupun
Madura seni bangunan Tata Kota yang dimiliki biasanya selalu sama. Sebab Jawa
dan Madura mayoritas penduduknya adalah Islam. Para penguasanya kebanyakan
meniru cara Sunan Kalijaga dalam membangun Tata Kota.
Letaknya
juga sangat teratur, bukan sembarangan. Alun-alun ; berasal dari kata “Allaun”
artinya banyak macam atau warna. Diucapkan dua kali “Allaun-allaun” yang
maksudnya menunjukkan tempat bersama ratanya segenap rakyat dan penguasa di
pusat kota.
Waringin
: dari kata “Waraa’in artinya orang yang sangat berhati-hati. Orang-orang yang
berkumpul di alun-alun itu sangat hati-hati memelihara dirinya dan menjaga
segala hukum atau undang-undang, baik undang-undang negara atau undang-undang
agama yang dilambangkan dengan dua pohon beringin yaitu Al-Qur’an dan hadits
Nabi. Alun-alun biasanya berbentuk segi empat hal ini dimaksudkan agar dalam
menjalankan ibadah seseorang itu harus berpedoman lengkap yaitu syariat,
hadiqat dan tariqat dan ma’rifat. Jadi tidak dibenarkan hanya mempercayai yang
hakikat saja tanpa mengamalkan syariat agama Islam.
Untuk
itu disediakan Masjid sebagai pusat kegiatan ibadah.
Letak
istana atau kantor kabupaten : letak istana atau pendapat kabupaten biasanya
berhadapan dengan alun-alun dan pohon beringin. Letak istana atau kabupaten itu
biasanya menghadap ke laut dan membelakangi gunung. Ini artinya para penguasa
harus menjauhi kesombongan, sedang menghadap ke laut artinya penguasa itu
hendaknya berhati pemurah dan pemaaf seperti luasnya laut. Sedang alun-alun dan
pohon beringin yang berhadapan dengan istana atau kabupaten artinya penguasa
harus selalu mengawasi jalannya undang-undang dan rakyatnya.
SENI RUPA ISLAM
Seni rupa Islam
adalah seni rupa yang berkembang pada masa lahir
hingga akhir masa
keemasan Islam. Rentang ini bisa didefinisikan meliputi
Jazirah Arab, Afrika
Utara, Timur Tengah, dan Eropa sejak mulai munculnya
Islam pada 571 M
hingga mulai mundurnya kekuasaan Turki Ottoman .Seni rupa
Islam berangkat
berdasarkan prinsip-prinsip dan aturan-aturan yang ada didalam Al-
Quran. Yaitu dengan
memunculkan keindahan, penggunaan motif tumbuhan / bunga,
aplikasi bentuk
geometrik seperti oktagonal (yang sering dijadikan ikon / ornamen Islam)
dan tidak
menghadirkan gambar manusia / hewan. Ciri khas Seni Rupa Islam diatas
diterapkan pada
sebuah bangunan yang berdiri pada masa itu. Selain itu muncul pula
sebuah bentuk
penulisan yang mengalami modifikasi bentuk, yang disebut dengan khat
(tulisan indah)
dengan beberapa jenisnya dan ornamen bangunan yang disebut dengan
arabesque. Seni rupa
Islam yang telah lama hadir turut memberikan kontribusi hingga
saat ini, khususnya
pada perkwmbangan seni modern. Wujud kontribusi yang dimaksud
antara lain dalam
pemunculan unsur kontemporer seperti abstraksi dan filsafat
keindahan. Seni rupa
Islam juga memunculkan inspirasi pengolahan kaligrafi
menjadi motif hias.
SENI ARSITEKTUR ISLAM
Arsitektur Islam
merupakan
seni merancang bangun
sebuah bangunan dengan berlandaskan kaidah-kaidah
ajaran Islam. Produk
awal dan utama sebagai bentuk eksistensi agama Islam
adalah Masjid. Masjid
merupakan sebuah tempat suci yang digunakan oleh kaum
muslim untuk
melakukan aktifitas ibadah kepada Allah SWT, salah satunya
adalah shalat. Seni
arsitektur Islam memiliki catatan sejarah yang cukup panjang.
Sejak abad pertama
hijriah, Seni arsitektur Islam sudah mulai berkembang di
Arab, Syria dan Irak.
Seni semakin mengalami perkembangan pada masa
pemerintahan dinasti
Ummayah. Bangunan berarsitektur Islam yang terkenal dan
masih ada hingga saat
ini antara lain adalah sebagai berikut :
SENI RUPA ISLAM
Seni rupa Islam
adalah seni rupa yang berkembang pada masa lahir
hingga akhir masa
keemasan Islam. Rentang ini bisa didefinisikan meliputi
Jazirah Arab, Afrika
Utara, Timur Tengah, dan Eropa sejak mulai munculnya
Islam pada 571 M
hingga mulai mundurnya kekuasaan Turki Ottoman .Seni rupa
Islam berangkat
berdasarkan prinsip-prinsip dan aturan-aturan yang ada didalam Al-
Quran. Yaitu dengan
memunculkan keindahan, penggunaan motif tumbuhan / bunga,
aplikasi bentuk
geometrik seperti oktagonal (yang sering dijadikan ikon / ornamen Islam)
dan tidak
menghadirkan gambar manusia / hewan. Ciri khas Seni Rupa Islam diatas
diterapkan pada
sebuah bangunan yang berdiri pada masa itu. Selain itu muncul pula
sebuah bentuk
penulisan yang mengalami modifikasi bentuk, yang disebut dengan khat
(tulisan indah)
dengan beberapa jenisnya dan ornamen bangunan yang disebut dengan
arabesque. Seni rupa
Islam yang telah lama hadir turut memberikan kontribusi hingga
saat ini, khususnya
pada perkwmbangan seni modern. Wujud kontribusi yang dimaksud
antara lain dalam
pemunculan unsur kontemporer seperti abstraksi dan filsafat
keindahan. Seni rupa
Islam juga memunculkan inspirasi pengolahan kaligrafi
menjadi motif hias.
B. SENI ARSITEKTUR
ISLAM
Arsitektur Islam
merupakan
seni merancang bangun
sebuah bangunan dengan berlandaskan kaidah-kaidah
ajaran Islam. Produk
awal dan utama sebagai bentuk eksistensi agama Islam
adalah Masjid. Masjid
merupakan sebuah tempat suci yang digunakan oleh kaum
muslim untuk
melakukan aktifitas ibadah kepada Allah SWT, salah satunya
adalah shalat. Seni
arsitektur Islam memiliki catatan sejarah yang cukup panjang.
Sejak abad pertama
hijriah, Seni arsitektur Islam sudah mulai berkembang di
Arab, Syria dan Irak.
Seni semakin mengalami perkembangan pada masa
pemerintahan dinasti
Ummayah. Bangunan berarsitektur Islam yang terkenal dan
masih ada hingga saat
ini antara lain .
Seni rupa Islam tidak
berdiri sendiri seperti Seni rupa Buddha ataupun
Barat. Ia merupakan
gabungan dari kesenian daerah-daerah taklukan akibat
adanya ekspansi oleh
kerajaan bercorak Islam di sekitar Timur Tengah, Afrika
Utara, Asia Kecil,
dan Eropa dan penakulukan oleh bangsa Mongol. Daerah ini
didefinisikan sebagai
Persia, Mesir, Moor, Spanyol, Bizantium, India, Mongolia,
dan Seljuk. Selain
itu ditemukan pula pengaruh akibat hubungan dagang, seperti
Tiongkok. Ini
disebabkan miskinnya seni rupa asli Arab pada saat itu walaupun
dalam bidang sastra
dan musik sebenarnya memperlihatkan hal yang
menakjubkan.
Keberagaman pengaruh inilah yang membuat seni rupa Islam
sangat kaya.
1. Seni rupa asli
Jazirah Arab
Seni rupa asli
Jazirah Arab bisa terlihat dari arsitektur di sekitar
wilayah Makkah dan
Madinah. Kedua kota ini merupakan pusat
pemerintahan pada
masa Nabi Muhammad. Biasanya arsitektur asli
Jazirah Arab berupa
bentuk bangunan segi empat sederhana yang
difungsikan sebagai
tempat ibadah. Bagian tengah merupakan lapangan
terbuka dengan
dikelilingi pilar, dinding, dan kamar-kamar. Lapangan
berfungsi sebagai
tempat salat berjamaah dan di bagian depan kiblat
terdapat mimbar untuk
khatib yang memberikan ceramah keagamaan.
Contoh bangunan yang
masih memperlihatkan ciri arsitektur ini adalah
Masjid Nabawi.
2. Seni rupa Ummayah
Seni rupa pada zaman Umayyah banyak
dipengaruhi oleh kesenian
Bizantium, sebagai
akibat dipindahkannya pusat pemerintahan Islam dari
Makkah ke Syria. Seni
rupa ini banyak memperlihatkan ciri seni rupa kristen
awal, yaitu
bentuk-bentuk basilika dan menara. Seperti bisa dilihat di Masjid
Umayyah yang awalnya
adalah Gereja Johannes di Damaskus. Interior
masjid ini digarap
seniman-seniman Yunani dari Konstantinopel.Pada masa
ini ragam hias mosaik
dan stucco yang dipengaruhi oleh pengulangan
geometris sebagai
tanda berkembang pesatnya ilmu pengetahuan. Selain itu
ciri khas lapangan di
tengah masjid mulai diganti oleh ruangan besar yang
ditutup kubah.
Pada masa ini pula
dikenal kalifah yang sangat memperhatikan
kelestarian
masjid-masjid, yaitu Kalifah Abdul Malik dan Kalifah Al-walid.
Kalifah Abdul Malik
membangun Kubah Batu Karang (dikenal pula dengan
nama Masjid Quber esh
Sakhra dan Masjid Umar) sebagai pengingat tempat
dinaikkannya Nabi
Muhammad ke langit pada peristiwa Isra-Miraj. Selain itu
dibangun pula Masjid
Al Aqsa.Dinasti Umayyah juga meninggalkan gabungan kesenian Yunani klasik dan
kesenian lokal yang tidak terorganisasi
dengan baik menjadi
satu kesatuan. Ciri utamanya adalah pelengkung tapal
kuda. Ciri khas seni
rupa dari Moor adalah pemakaian motif yang diinspirasi
oleh pengulangan ilmu
ukur.
D. Kontroversi Seni
Rupa Islam
Ada banyak sekali
pendapat mengenai seni rupa di dalam Islam.
Pandangan kaum
konservatif yang populer pada awal kemunculan Islam
beranggapan bahwa
segala bentuk peniruan adalah usaha menyaingi
kesempurnaan Tuhan
dan wujud keinginan menciptakan Tuhan baru. Tetapi
banyak pula yang
menyatakan bahwa bagaimanapun hasil penciptaan manusia
tetap tidak akan bisa
menyamai apa yang telah diciptakan Tuhan ataupun Tuhan
itu sendiri, sehingga
seni rupa tidak bisa dianggap penjiplakan saja, tetapi diiringi
pula dengan stilasi
yang memperlihatkan keagungan Pencipta. Sementara
pendapat lain
terbentuk atas pengaruh kebudayaan Eropa, yang menganggap
proses seni rupa
adalah hal normal, ia sama sekali tidak bisa dianggap sebagai
usaha menciptakan
makhluk baru ataupun Tuhan baru, sehingga sama sekali
tidak perlu dilarang.
Bagaimanapun sangat
sulit menemukan peninggalan seni patung dari seni
rupa Islam, karena
sejarahnya yang berhubungan langsung dengan tindakan
berhala. Tetapi tidak
sulit menemukan bentuk-bentuk makhluk hidup dalam
bentuk perabotan.
Juga dengan mudah bisa ditemukan lukisan-lukisan di dinding
istana dan gambar
ilustrasi untuk buku-buku terjemahan ilmu pengetahuan
walaupun hanya
sebagai tiruan dari ilustrasi buku aslinya.
E. Sejarah Panjang
Seni Kaligrafi Islam
Al-Qur’an selalu
memainkan peranan utama dalam perkembangan tulisan
Arab. Keperluan untuk
merakam al-Qur’an memaksa memperbaharui tulisan
mereka dan
memperindahnya sehingga ia pantas menjadi wahyu Ilahi. Al-Qur’an
diturunkan kepada
Nabi Muhammad dalam bahasa Arab dengan perantaraan
malaikat Jibril.
Baginda menerima wahyu dan menyiarkannya sampai wafat pada
tahun 632 M, sesudah
itu wahyu tidak turun lagi dan penyebarannya dari orang
mukmin yang satu
kepada yang lain secara lisan oleh para Huffaz (mereka yang
hafal al-Qur’an dan
dapat membaca dalam hati).
Pada tahun 633,
sejumlah huffaz ini terbunuh dalam peperangan yang timbul
setelah wafatnya
Nabi. Ini memberikan peringatan kepada kaum Muslimin,
khususnya Umar bin
Khatab. Umar mendesak Khalifah pertama Abu Bakar
supaya mengerjakan
penulisan al-Qur’an.
Juru tulis Nabi, Zayd
bin Thabit diperintahkan menyusun dan
mengumpulkan wahyu ke
dalam sebuah kitab, yang kemudian ditetapkan oleh
Khalifah ketiga,
Usman, pada tahun 651. Penyusunan yang disucikan ini
kemudian disalin ke
dalam empat atau lima edisi yang serupa dan dikirim ke
wilayah-wilayah Islam
yang penting untuk digunakan sebagai naskah kitab yang
baku.
Abad ke-13, di mana
bersama Yaqut, adalah abad kehancuran dan
pembangunan kembali
di negeri Islam Timur. Penghancuran tu terjadi akibat
serbuan Jengis Khan
(1155-1227) dan pasukan Mongolnya, dan memuncak
dengan ditaklukannya
Bagdad oleh putranya Hulagu
f. Menyelisihi Yahudi
dan Nasrani
Islam tidak hanya
berhasrat untuk membedakan kedudukan kaum muslimin
dalam isinya saja,
tapi juga dalam lahiriyah sorang secara menyeluruh, baik
dirinya maupun masyarakatnya.
Maka dari itu larangan tasyabuh
(penyerupan) terhadap
orang oang kafir merupakan salah satu pembebasan
Robbani dalam aqiah ini.
Kitab dan sunnah mengandung berbagai dalil
tentang masalah ini.
sebab tasyabuh terhadap orang kafir dalam lahiriyah
juga mewarisi
tasyabuh terhadap orang kafir dalam aqidah atau kecintaan
dan kesesuaian dengan
kemauan mereka. Sabda Rosulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam :
”Barang siapa yang
menyerupai suatu kaum maka dia termasuk golongan
kaum itu”
3. Upaya Orang Kafir
Merusak Tatanan Busana Muslim
Pada akhir abad ke 18
atau awal abad ke 19 ketika bangsa bangsa barat
merasa haus untuk
memperluas daerah kekuasaan (dengan melakukan
penjajahan ke
seantero dunia), baik berupa penjajahan fisik, mental, bahkan
pikiran kaum
musliminpun mereka jajah sedemikian rupa.
Di Turki
Setelah sekulerisme
resmi di gelindingkan Kamak At Tatruk sebagai
minhajul Hayah, kaum
muslimin mulai di tindas. Dua belas tahun yang silam
tepatnya tahun1998 M,
kaum wanita yang mengenakan jilbab mulai dimusuhi.
Pasalnya, rezim
sekuler memandang jilbab sebagai simbol kebangkitan
fundamentalis Islam
yang akan mengancam kelangsungan kekuasaan mereka.
Seperti yang pernah
dilontarkan Norsitel, wakil Rektor sebuah perguruan tinggi di
Istambul, menanggapi
dikeluarkan salah seorang mahasiswinya yang
mengenakan jilbab, “
Jilbab bukan sekedar pakaian biasa, tapi merupakan simbol
fundamenalis Islam”.
Akibat sikap picik itulah puluhan ribu Mahasiswi dikeluarkan
dari kampusnya
lantaran mereka tak mau melepaskan jilbabnya.
Mereka menyegel
sekitar 1392 madrasah Al Qur an. Bahkan belakangan tahun
terakhir
mengumandangkan adzan melalui pengeras suarapun dilarang.
Alasannya. Suara
adzan akan menimbulkan bising yang akan mengganggu
masyarakat sekitar.
Di Mesir
Tak jauh beda dengan
Turki, Mesirpun menjadi salah satu negara yang
terkena pendiskritan syiar-syiar
Islam. Seperti yang dialami seorang siswi
sekolah menengah pertama
yang berafiliasi pada kedutaan besar Prancis di
Iskandariyah,
dilarang masuk kelas lantaran ia memakai jilbab. Hingga ia pun di
tempatkan di perpustakaan
seharian penuh tanpa bisa mengikuti pelajaran,
sebelum mau
melepaskan jilbabnya.
Tekanan itu makin
gencar sejak menteri pendidikan Perancis, Francois Bayrou
mengeluarkan surat keputusan
yang melarang simbol keagamaan di sekolah.
Sejumlah pelajar
muslimah dari sekolah-sekolah Perancis. Berbeda dengan yang
dialami murid-murid
kristen. Mereka tak pernah diperintahkan untuk melepaskan
lambang-lambang salib
dengan patung kristus yang mereka kenakan. Begitu
pula murid murid Yahudi,
mereka dibiarkan memakai topi Yarmulke sembari
memamerkan bendera Israel.
Kenyataan ini memperkuat pendapat bahwa
Departemen Pendidikan
Prancis memang tengah memerangi Islam melalui anak-
anak muslim.
Ciri dan periodisasi
Seni rupa Islam tidak berdiri sendiri seperti Seni rupa Buddha
ataupun Barat. Ia merupakan gabungan dari kesenian daerah-daerah taklukan
akibat adanya ekspansi oleh kerajaan bercorak Islam di sekitar Timur Tengah,
Afrika Utara, Asia Kecil, dan Eropa dan penakulukan oleh bangsa Mongol.
Daerah ini didefinisikan sebagai Persia, Mesir, Moor, Spanyol, Bizantium, India, Mongolia,
dan Seljuk.
Selain itu ditemukan pula pengaruh akibat hubungan dagang, seperti Tiongkok.
Ini disebabkan miskinnya seni rupa asli Arab pada saat itu walaupun dalam
bidang sastra dan musik sebenarnya memperlihatkan hal yang menakjubkan.
Keberagaman pengaruh inilah yang membuat seni rupa Islam sangat kaya.
Hal ini terutama bisa
dilihat dari arsitektur Islam yang memperlihatkan gabungan corak dari berbagai
daerah.
Seni rupa asli Jazirah Arab
Seni rupa asli
Jazirah Arab bisa terlihat dari arsitektur di sekitar wilayah Makkah
dan Madinah.
Kedua kota ini merupakan pusat pemerintahan pada masa Nabi Muhammad.
Biasanya arsitektur
asli Jazirah Arab berupa bentuk bangunan segi empat sederhana yang difungsikan
sebagai tempat ibadah. Bagian tengah merupakan lapangan terbuka dengan
dikelilingi pilar, dinding, dan kamar-kamar. Lapangan berfungsi sebagai tempat
salat berjamaah dan di bagian depan kiblat terdapat mimbar
untuk khatib yang memberikan ceramah keagamaan.
Seni rupa Umayyah
Seni rupa pada zaman
Umayyah banyak dipengaruhi oleh kesenian Bizantium,
sebagai akibat dipindahkannya pusat pemerintahan Islam dari Makkah ke Syria. Seni rupa ini banyak memperlihatkan ciri seni rupa
kristen awal, yaitu bentuk-bentuk basilika dan menara. Seperti bisa dilihat di
Masjid Umayyah yang awalnya adalah Gereja
Johannes di Damaskus.
Interior masjid ini digarap seniman-seniman Yunani dari Konstantinopel.
Pada masa ini ragam
hias mosaik
dan stucco yang dipengaruhi oleh pengulangan geometris sebagai
tanda berkembang pesatnya ilmu pengetahuan. Selain itu ciri khas lapangan di
tengah masjid mulai diganti oleh ruangan besar yang ditutup kubah.
Pada masa ini pula
dikenal kalifah yang sangat memperhatikan kelestarian masjid-masjid, yaitu
Kalifah Abdul Malik dan Kalifah Al-walid. Kalifah Abdul Malik membangun Kubah
Batu Karang (dikenal pula dengan nama Masjid Quber esh Sakhra dan Masjid
Umar) sebagai pengingat tempat dinaikkannya Nabi Muhammad ke
langit pada peristiwa Isra-Miraj. Selain itu dibangun pula Masjid Al Aqsa.
Dinasti Umayyah juga
meninggalkan banyak istana yang memiliki ciri tersendiri, yaitu bangunan di
tengah-tengah gurun pasir yang terasing, walaupun kini banyak yang telah rusak.
Contohnya adalah Istana Kusair Amra.
Seni rupa Abbasyiah
Perkembangan
seni rupa periode ini dimulai sejak tahun 747 M sebagai akibat keruntuhan Dinasti Umayyah akibat
revolusi oleh Keluarga Abbasiyah bersama kelompok Syiah. Seni rupa ini
terkonsentrasi di pusat pemerintahan baru di daerah Baghdad dan kemudian pindah
ke Sammara, Persia (sekarang wilayah Iran dan Irak). Walaupun sebenarnya Baghdad
adalah pusat pemerintahan dan kebudayaan, namun penyerangan oleh bangsa Mongol
membuat hampir seluruh peninggalan di daerah ini musnah, sehingga bukti karya
lebih banyak didapat di daerah-daerah sekitarnya.
Seni rupa pada zaman
ini maju akibat lancarnya perdagangan dengan bangsa Syria, Tiongkok, India, dan
bahkan Nusantara. Selain itu dimulai banyak penerjemahan
tulisan-tulisan kuno Yunani, sehingga seni ilustrasi berkembang.
Peninggalan penting
dari masa ini adalah Masjid Mutawakkil, Masjid Abu Delif, dan bekas istana
kalifah. Masjid pada zaman ini berciri mirip bangunan kuno mesopotamia, yaitu
menara yang semakin mengecil di bagian ujungnya dan motif hias abjad Kufa,
yaitu motif hias dari kaligrafi berbentuk tajam dan kaku. Selain itu ditemukan
bentuk tiang melengkung.
Pindahnya kekuasaan
dari keluarga Abbasyiah ke Fatimiyah dan dipindahkannya ibukota ke Mesir
membuat pengaruh seni Afrika Utara menjadi kuat.
Seni rupa Turki
Pengaruh Turki
didapat dari penaklukan Iran oleh bangsa Turki pada abad ke-11 M.
Di bawah kekuasaan ini Romawi Timur, Iran, Mesopotamia,
dan Asia Kecil
bersatu di bawah kerajaan bercorak Islam.
Pada masa ini seni
rupa yang berkembang adalah dekorasi dan tekstil. Antara lain ditemukan teknik
hias batu bata. Selain itu ditemukan kaligrafi dengan abjad nashi dan juga
banyak pengaruh keramik-keramik Tiongkok dari dinasti Sung.
Seni rupa Kordoba
Dimulai pada tahun
750, Seni rupa Kordoba meliputi daerah Spanyol dan Moor. Contoh peninggalannya
adalah Masjid Kordoba. Ia merupakan gabungan kesenian Yunani klasik dan
kesenian lokal yang tidak terorganisasi dengan baik menjadi satu kesatuan. Ciri
utamanya adalah pelengkung tapal kuda.
Ciri khas seni rupa
dari Moor adalah pemakaian motif yang diinspirasi oleh pengulangan ilmu ukur.
Kontroversi hukum seni rupa
Ada banyak sekali
pendapat mengenai seni rupa di dalam Islam. Pandangan kaum konservatif yang
populer pada awal kemunculan Islam beranggapan bahwa segala bentuk peniruan
adalah usaha menyaingi kesempurnaan Tuhan dan wujud keinginan menciptakan Tuhan baru. Tetapi banyak pula yang menyatakan bahwa
bagaimanapun hasil penciptaan manusia tetap tidak akan bisa menyamai apa yang
telah diciptakan Tuhan ataupun Tuhan itu sendiri, sehingga seni rupa tidak bisa
dianggap penjiplakan saja, tetapi diiringi pula dengan stilasi yang memperlihatkan keagungan Pencipta. Sementara
pendapat lain terbentuk atas pengaruh kebudayaan Eropa, yang menganggap proses
seni rupa adalah hal normal, ia sama sekali tidak bisa dianggap sebagai usaha
menciptakan makhluk baru ataupun Tuhan baru, sehingga sama sekali tidak perlu
dilarang.
Bagaimanapun sangat
sulit menemukan peninggalan seni patung dari seni rupa Islam, karena sejarahnya
yang berhubungan langsung dengan tindakan berhala.
Tetapi tidak sulit menemukan bentuk-bentuk makhluk hidup dalam bentuk
perabotan. Juga dengan mudah bisa ditemukan lukisan-lukisan di dinding istana
dan gambar ilustrasi untuk buku-buku terjemahan ilmu pengetahuan walaupun
hanya sebagai tiruan dari ilustrasi buku aslinya.
Seni rupa Islam Indonesia merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari masa keemasan Islam yaitu masa disaat agama Islam menyebar
dengan pesat ke berbagai penjuru dunia. Saat menyebarkan ajaran agama Islam ke
suatu daerah, para pedagang Islam juga menyebarkan pengaruh budaya termasuk
seni Islam ke daerah tersebut. Oleh karena itulah, peninggalan-peninggalan seni
rupa Islam yang ditemukan di berbagai daerah di Indonesia bisa membantu
menunjukkan waktu penyebaran Islam di Nusantara ini. Selain itu, keberadaan
seni Islam bisa juga menunjukkan seberapa besar ajaran Islam telah memberikan
pengaruhnya di daerah tersebut. Jika seni yang ditemukan banyak dan beragam,
tentunya pengaruh Islam di daerah tersebut sangat besar.
Karya seni rupa Islam yang ditemukan di nusantara
sangatlah beragam. Yang paling banyak tentunya adalah seni arsitektur yang
terdapat pada bangunan-bangunan masjid dan juga istana-istana kesultanan.
Selain itu, banyak juga ditemukan sentuhan Islam pada bangunan makam dan nisan.
Beberapa batu nisan yang bertuliskan huruf Arab bahkan menjadi salah satu
petunjuk waktu yang cukup akurat karena teruliskan angka tahun kematian jenazah
pada nisan tersebut. Sebagai contoh adalah nisan seorang perempuan bernama
Fatimah binti Maimun yang pada nisannya tertulis tahun kematian yang cukup tua
yaitu 475 Hijriah. Jika dihitung dengan tahun Masehi, maka tahun tersebut
adalah sekitar tahun 1082 M. Seni rupa Islam Indonesia yang
lainnya termasuk juga karya-karya seni pahatan, lukis, ukir, dan tentunya seni
kaligrafi. Karya-karya seni tersebut sebagian besar ditemukan di Sumatra dan
Jawa.
Seni Rupa Islam Indonesia Perpaduan Berbagai Kebudayaan
Seperti halnya seni rupa Islam lainnya, seni Islam di
Indonesia juga merupakan perpaduan berbagai macam kebudayaan. Untuk mendekatkan
diri ke masyarakat, para pedagang Islam biasanya tidak melakukan kekerasan dan
berusaha untuk berbaur melalui hal-hal yang disukai oleh masyarakat termasuk
seni. Kesenian yang ada dipadukan dengan seni Islam sehingga ajarannya lebih
mudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Seperti diketahui, saat Islam
pertama kali masuk ke Indonesia, kebudayaan prasejarah, Hindu, dan Budha masih
sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, Seni rupa
Islam Indonesia ada yang terpengaruh oleh berbagai budaya tersebut.
Seni rupa Islam adalah seni rupa yang berkembang pada masa lahir
hingga akhir masa keemasan Islam. Rentang ini bisa didefinisikan meliputi
Jazirah Arab, Afrika Utara, Timur Tengah, dan Eropa sejak mulai munculnya Islam
pada 571 M hingga mulai mundurnya kekuasaan Turki Ottoman. Walaupun sebenarnya
Islam dan keseniannya tersebar jauh lebih luas daripada itu dan tetap bertahan
hingga sekarang.
Seni rupa Islam adalah suatu bahasan yang khas dengan prinsip seni rupa yang memiliki kekhususan jika dibandingkan dengan seni rupa yang dikenal pada masa ini. Tetapi perannya sendiri cukup besar di dalam perkembangan seni rupa modern. Antara lain dalam pemunculan unsur kontemporer seperti abstraksi dan filsafat keindahan. Seni rupa Islam juga memunculkan inspirasi pengolahan kaligrafi menjadi motif hias.
Dekorasi di seni rupa Islam lebih banyak untuk menutupi sifat asli medium arsitektur daripada yang banyak ditemukan pada masa ini, perabotan. Dekorasi ini dikenal dengan istilah arabesque. Peninggalan seni rupa Islam banyak berbentuk masjid, istana, ilustrasi buku, dan permadani.
Seni rupa Islam adalah suatu bahasan yang khas dengan prinsip seni rupa yang memiliki kekhususan jika dibandingkan dengan seni rupa yang dikenal pada masa ini. Tetapi perannya sendiri cukup besar di dalam perkembangan seni rupa modern. Antara lain dalam pemunculan unsur kontemporer seperti abstraksi dan filsafat keindahan. Seni rupa Islam juga memunculkan inspirasi pengolahan kaligrafi menjadi motif hias.
Dekorasi di seni rupa Islam lebih banyak untuk menutupi sifat asli medium arsitektur daripada yang banyak ditemukan pada masa ini, perabotan. Dekorasi ini dikenal dengan istilah arabesque. Peninggalan seni rupa Islam banyak berbentuk masjid, istana, ilustrasi buku, dan permadani.
CIRI DAN PERIORIDASI
Seni rupa Islam tidak berdiri sendiri seperti Seni
rupa Buddha ataupun Barat. Ia merupakan gabungan dari kesenian daerah-daerah
taklukan akibat adanya ekspansi oleh kerajaan bercorak Islam di sekitar Timur
Tengah, Afrika Utara, Asia Kecil, dan Eropa dan penakulukan oleh bangsa Mongol.
Daerah ini didefinisikan sebagai Persia, Mesir, Moor, Spanyol, Bizantium,
India, Mongolia, dan Seljuk. Selain itu ditemukan pula pengaruh akibat hubungan
dagang, seperti Tiongkok. Ini disebabkan miskinnya seni rupa asli Arab pada
saat itu walaupun dalam bidang sastra dan musik sebenarnya memperlihatkan hal
yang menakjubkan. Keberagaman pengaruh inilah yang membuat seni rupa Islam
sangat kaya.
Hal ini terutama bisa dilihat dari arsitektur Islam yang memperlihatkan gabungan corak dari berbagai daerah.
Hal ini terutama bisa dilihat dari arsitektur Islam yang memperlihatkan gabungan corak dari berbagai daerah.
BAB III
PENUTUP
A.Simpulan
· Kebudayaan
Islam ke Indonesia sesungguhnya sejak berdirinya kerajaan Perlak, Samudra Pasai
dan Aceh. Kebuadayaan Islam yang masuk ke Indonesia bukanlah kebudayaan Islam
yang asli dari daerah kelahirannya melainkan merupakan kebudayan Islam yang
telah mengalami sinkretisasi dan alkulturasi dengan daerah-daerah yang
disinggahinya
· Karya seni
rupa pada zaman Islam di Indonesia dapat digolongkan menjadi:
1.Seni
Arsitektur yang berupa : mesjid,makam dan nisan serta Istana
2.Seni Hias
yang berupa seni ukir,seni kaligrafi dan seni wayang
· Sunan
Kalijaga sebagai ahli budaya ,gelar tersebut tidak berlebihan karena beliaulah
yang pertama kali menciptakan seni pakaian, seni suara, seni ukir, seni
gamelan, wayang kulit, bedug di mesjid, Gerebeg Maulud,
MAKALAH
SENI RUPA
ISLAM
SMA N 1 KEMBANG
TAHUN PELAJARAN
2015/2016
1 komentar:
Boleh minta daftar pustakanya??
Posting Komentar